Esok harinya El dan
Aiko dipanggil sang Produser dan mendapat pekerjaan baru, yaitu membintangi
sebuah film. Film ini melibatkan anak Sang Produser yaitu Valerian, aktor muda
yang sedang naik daun. Film ini mengisahkan perjuangan 3 orang remaja yang sedang
berusaha meraih impiannya tak kalah juga dibumbui oleh cerita percintaan mereka
Semenjak hari pertama mereka syuting,
Valerian menjadi dekat dengan Aiko. El tidak merasa risih karena menurutnya
mereka dekat karena pekerjaan. Tapi faktanya Valerian menyimpan rasa kepada
Aiko, meskipun ia tahu hanya El yang dapat membuat Aiko bahagia. Tanpa disangka
rating film baru ini cukup bagus, terutama pada peran Valerian yang memiliki
ikatan hubungan dengan Aiko. Tak heran jika banyak penggemar yang menginginkan
Aiko menjalin hubungan dengan Valerian.
Dua minggu setelahnya diadakan
interview dengan para wartawan di aula lokasi syuting. Tiba-tiba Erdy
menghubungi Aiko dan membawa kabar buruk. Erdy memiliki masalah dengan
pekerjaannya, alias tidak lama lagi ia bakalan dipecat, ditambah lagi dengan
Sang Paman yang kabarnya masuk rumah sakit karena penyakitnya kambuh, mau tak
mau Pamannya harus menjalani kemotrapi mengingat beliau mengidap kanker sejak beberapa tahun yang lalu. Aiko begitu terpukul mendengarnya, dan ia harus bisa mengumpulkan dana
untuk biaya pengobatan pamannya sedangkan kakak sepupunya terpaksa mencari
pekerjaan lain. Aiko termasuk pendatang baru di dunia hiburan ini bagaimana bisa ia mengumpulkan uang sebanyak itu untuk pengobatan pamannya.
Valerian mengamati gadis ini dari jauh, ia tahu Aiko sedang
bersedih, akhirnya ia menghampiri gadis tersebut yang sedang duduk melamun di belakang lokasi intervies.
“Ada apa denganmu ?” Tanya Valerian
yang kemudian disusulnya duduk di sebelah gadis ini.
Aiko tak mampu berbicara, tapi
batinnya mendorongnya untuk berkata. Dengan lancar ia segera menceritakan apa
yang sedang menimpa keluarganya. Pamannya yang sedang sakit dan pekerjaan kakak sepupunya, Erdy yang sedang diambang kehancuran.
Valerian ikut iba mendengarnya, dengan
satu hembusan nafas Valerian berkata lirih, “Biarkan aku menolongmu, biarkan
aku membuatmu bahagia tanpa meneteskan air mata lagi.” Aiko hanya mengangguk saja dan terus menangis di pelukan sang anak Sutradara tersebut.
El mengamati kedekatan mereka dari
pintu aula, entah mengapa tiba-tiba dadanya terasa sesak dan ia menyesal dengan
keputusannya 10 tahun yang lalu. Ia merasa bersalah pada dirinya sendiri, pikirannya pun tak mampu tuk menimpali alasan tersebut.Hingga lamunannya terbuyarkan oleh jepretan
kamera para paparazzi di sekitar lokasi mereka.
* * *
Pagi-pagi sekali Sang Produser bersama
anaknya, Valerian berkunjung ke rumah Aiko. Rupanya Sang Produser telah
mengetahui apa yang menimpa paman serta kakak sepupunya Aiko.
“Bagaimana jika aku akan membuat
kontrak dengan Erdy, dan ia akan segera dipekerjakan di sini ? Pamanmu,
pengobatan beliau akan aku urus mulai sekarang. Tapi Valerian memiliki satu
syarat.”
“Sebelumnya maafkan aku, tapi aku ingin mulai sekarang tetaplah berada di
sisiku, pekerjaan kita menuntun kita agar bersama.” Pinta Valerian pada Aiko.
“Apa maksudmu?”. Tanya Aiko dengan
heran.
“Banyak yang menaruh harapan pada
hubungan kita, jika kau tetap bersama lelaki itu bagaimana rating film kita ?
Otomatis pihakku juga dirugikan karena para penggemar akan kecewa, begitu juga kalian berdua yang menjadi topik utama di dunia hiburan ini. Dukungan para penggemar merupakan hal nomor satu di antara yang lain. Maka berpisahlah
dengan El agar tidak ada yang dirugikan, ayah akan membantu masalahmu begitu
juga aku”.
Aiko terlonjak kaget mendengar
permintaan Valerian, ia tak dapat menyanggupi jika harus berpisah dengan El,
tapi di sisi lain ia tak tahu apa yang harus ia lakukan dengan keadaan paman serta
kakak sepupunya. Tapi ia tak ingin dianggap cewek gampangan oleh semua orang. Ia bimbang dan menunda jawaban yang telah mereka pinta.
Tanpa menunggu lagi, Sang Produser
segera menghubungi El dan meminta untuk segera bertemu tanpa sepengetahuan Aiko.
Mereka membuat janji di sebuah restaurant asing agar para wartawan tidak
mencium jejak mereka. Setelah mereka bertemu, Sang Produser segera menjelaskan
apa yang telah terjadi.
“Profesionalisme sangat dibutuhkan di
sini, di sisi lain kita ingin menolong pamannya Aiko dan Erdy. Sejujurnya aku
tidak menginginkan keuntungan dari salah satu pihak. Untuk itu berharaplah
ayahmu tidak terlibat dengan masalah ini. Mungkin pilihan ini sulit bagimu.”
Sang Produser menjelaskan pada El dengan raut muka bersungguh-sungguh.
Deg …
Tiba-tiba El merasakan tubuhnya dihantam dan dilemparkan berkali-kali.
Bagaimana bisa ayahnya bakal dipecat karena ia tidak merelakan Sang Produser membantu
kehidupan Aiko, sungguh tidak masuk akal bukan ?!. Di samping itu ayah El lebih sering memerintah Sang Produser
daripada menuruti perintah para kru di lokasi syuting, dan hal itulah yang
dijadikan pertimbangan Sang Produser untuk memecat ayahnya. El sangat
menyayangi ayahnya bahkan sebelumnya, ia rela pergi selama 10 tahun agar
menjadi bintang terkenal dan tidak mengecewakan sang ayah. Di lain sisi, ia
sangat menyayangi cinta pertamanya, ia tidak ingin menyia-nyiakan waktu seperti
10 tahun silam. Ia telah berjanji menjadi kupu-kupunya untuk selalu berada di
sisinya. Dan yang terpenting ia harus merelakan salah satu dari mereka.
Lalu apa yang akan dilakukan oleh El ketika ia terjebak dalam posisi seperti ini ? Akankah ia memilih karir dan cinta pertamanya ketimbang memilih ayahnya sendiri, ataukah sebaliknya ? Dan bagaimana pula dengan keputusan Aiko ? Haruskah ia merelakan keluarga dan karir atau memilih untuk menjadi Bunga bagi cinta pertamanya ?
Blog ynag bagus... semoga terus berkembang... Saya ingin berbagi article tentang Perjamuan Akhir di Milan di http://stenote-berkata.blogspot.hk/2018/03/milan-di-perjamuan-akhir.html
BalasHapusLihat juga video di youtube https://youtu.be/7G-Im8pb2i4