Seperti judulnya, novel Let Go mengisahkan tentang raanya kehilangan dan bagaimana wanita menghadapinya. Seperti pada halaman 55-56 novel tersebut, ketika wanita menangis itu bukan berarti dia mengeluarkan senjata terampuhnya, melainkan dia justru mengeluarkan senjata terakhirnya. Ketika wanita menangis, itu bukan berarti dia tidak berusaha menahannya, melainkan karena pertahanannya sudah tak mampu lagi membendung air matanya.
Menurut saya, kehilangan memang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata, melainkan jika kita mengalami sendiri perasaan kehilangan tersebut. Rasa hampa dan sakit akan kehilangan merupakan suatu hal yang abstrak. Pasti kita selalu ingin tampak kuat dalam kerapuhan. Terkadang seperti itulah kita, yang berusaha tampak tegar seolah-olah dapat mengatasi segalanya dengan tersenyum, meskipun hati berkata lain. Manusiawi bukan? Kita tidak ingin orang lain merasa khawatir dengan apa yang kita alami. Padahal realitanya bertolak belakang, benar tidak?
Brave Sakura, Peres Sar Arin :)
0 comments:
Posting Komentar