Dulu, ada seorang anak kecil yang memiliki impian seperti ini :
"Aku manusia, bukan malaikat."
"Aku tidak
sempurna, aku melakukan banyak kesalahan namun aku ingin menjadi seperti
malaikat. Yang selalu menolong manusia dan mematuhi perintah Tuhan.
Malaikat selalu berbuat baik. Malaikat tidak pernah menangis ketika
terjatuh. Malaikat selalu tahu mana yang benar dan mana yang salah.
Malaikat itu memiliki kebaikan yang sempurna."
Haha, impian yang aneh bukan? Namun entah mengapa hal itu justru menginspirasi saya. Sebuah kata "Kindness" atau
sering kita sebut dengan kebaikan. Setiap manusia pasti ingin berbuat
baik, bukan? Tidak peduli seberapa banyak orang yang melecehkanmu bahkan
membencimu tetaplah berbuat baik kepada mereka. Tidak peduli mereka
sedang menjatuhkanmu atau meremehkan kekuranganmu, tetaplah berbuat baik
kepada mereka, jangan sakiti hati mereka yang telah menyakitimu. Hanya
berusahalah untuk berbuat baik. Dan lihatlah hikmah apa yang akan kau
dapatkan nantinya :)
Yap, apakah kalian tau apa makna dari kutipan di
atas? Menjadilah seseorang yang dibutuhkan oleh orang lain karena kebaikanmu.
Mencobalah untuk berbuat baik kepada semua orang, janganlah membeda-bedakan
orang lain. Mungkin kita pernah berpikir ketika kita membenci seseorang dan
pada saat itu segala hal yang kita lihat darinya merupakan perbuatan yang
salah, seketika itu pula kita akan menyalahkan orang tersebut, padahal ia tidak
melakukan hal-hal yang menyakiti kita namun mengapa kita bisa berpikiran
seperti itu? Alasan pertama, iri. Iri melihat orang lain dapat berbuat seperti
itu dan kenapa kita tidak. Alasan kedua, ego. Ego karena kita ingin menang sendiri
dan dianggap yang paling benar. Alasan ketiga, ia pernah menyakiti hati kita
entah itu secara langsung maupun tidak. Dan alasan keempat, kita tidak menyukai
orang tersebut karena kebaikannya. Bodoh bukan? Seandainya saja ia mempunyai
rasa simpati yang begitu besar terhadap teman-temannya, namun kita merasa bahwa
rasa simpatinya tidak pernah ditunjukkan kepada kita, dan berujung pada sikap
iri dan diiringi dengan ego yang menguasai diri kita lalu timbullah sakit hati
yang kita "kira" penyebabnya adalah dia, seseorang yang kita benci
tadi. Dan tau apa akibatnya? Kita akan membenci segala hal yang ia lakukan, dan
pada saat itu pula muncullah pertanyaan, "Mengapa ia bersikap seperti itu
padaku?" dengan kata lain, sikapnya yang tidak mengenakkan kepada kita namun
jika kepada orang lain berbeda 180 derajat dibandingkan pada kita.
Kalian tau mengapa hal itu bisa terjadi? Karena
ketika kita "mulai" membenci seseorang, dengan tidak sengaja
pandangan mata kita juga akan berubah pada orang tersebut, dan jangan kira ia
yang kita benci tidak merasakan perubahan. Ia tau, bahkan mengerti bahwa kita
membencinya, hanya dengan tatapan mata kita kepadanya. Dan otomatis
sikapnya akan berubah di depan kita, jangan kira ia tidak mengetahuinya. Setiap
manusia memiliki feeling, mengerti? Dan tidak sedikit pula yang memiliki
firasat kuat. Hal itu manusiawi. Oke, seseorang yang kita benci akan merubah
sikap mereka karena kesalahan kita sendiri, orang yang telah membencinya.
Ada kalanya kita akan merasa, "dia memiliki
rasa simpati yang besar terhadap sesama, tetapi mengapa jika kepadaku ia tidak
seperti itu?". Satu hal yang pasti, kita tidak memperlakukan orang
tersebut dengan baik, melainkan malah tidak menyukainya, jadi jangan kira orang
tersebut akan berbuat baik kepada kita. Karena kita telah menyakiti
perasaannya, sebenarnya bukan dia yang menyakiti hati kita. Dia telah
melakukan hal yang benar, dia telah bersikap baik kepada orang lain, namun kita
merasa iri mengapa kita tidak bisa seperti itu dan pada akhirnya kita membenci
orang yang harusnya menjadi panutan bagi kita. Sekarang yang tidak dapat
berpikir logis siapa? Kita kan?! Manusiawi? Maybe.
Ketika kita membuat suatu permasalahan, masalah itu
tidak akan pergi jauh, ia akan kembali lagi pada kita sampai kita dapat
menyelesaikannya dengan benar. Apa yang kita lakukan akan kembali kepada
kita.
Lalu bagaimana dengan orang yang kita benci tadi?
Mengapa dia malah memperlakukan kita seenaknya, maksudnya tidak seperti orang
lain. Karena kita juga bersikap seenaknya kepadanya.
Berbuat baiklah kepada orang lain jika kamu ingin
orang-orang itu bersikap baik kepadamu. Hargailah diri sendiri lalu hargailah
orang lain, maka mereka akan menghargaimu. Berusahalah ada untuk mereka yang
membutuhkanmu karena kesempatan tidak datang kedua kalinya. Kalian tau, kebaikan
itu mahal harganya. Sebenarnya yang perlu kita lakukan adalah berusaha untuk
bersikap baik, sudah itu saja. Dan bukalah pikiran kalian, bahwa di luar sana
masih banyak orang yang membutuhkan kebaikan kalian, sikap mulia kalian. Jangan
dibutakan oleh ego, karena akan menyebabkan kita lupa betapa besarnya hikmah
dari sebuah kebaikan.
Dan lihatlah, hidup itu berharga, janganlah menyia-nyiakan
hidup hanya untuk membenci orang lain dan tidak dapat berbuat baik kepada orang
lain. Kita hanya datang satu kali ke dunia ini, ingat?
Apakah kalian ingin "dianggap" di mata orang lain dan tidak dibenci? Berbuatlah baik kepada mereka, pasti kalian akan dikenang sampai kapanpun. Kebaikan itu bersifat reversible. Yakinlah akan hal tersebut.
Kita memang tidak sempurna namun yang semestinya kita lakukan adalah berusaha menutupi kekurangan kita dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat, dan lihatlah suatu saat kita pasti akan merasa bahwa KEBAIKAN TELAH MENYEMPURNAKAN HIDUP kita, benar bukan? Selama kita bersikap baik hidup kita pasti akan disempurnakan oleh Tuhan. Optimislah! ^^
Apakah kalian ingin "dianggap" di mata orang lain dan tidak dibenci? Berbuatlah baik kepada mereka, pasti kalian akan dikenang sampai kapanpun. Kebaikan itu bersifat reversible. Yakinlah akan hal tersebut.
Kita memang tidak sempurna namun yang semestinya kita lakukan adalah berusaha menutupi kekurangan kita dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat, dan lihatlah suatu saat kita pasti akan merasa bahwa KEBAIKAN TELAH MENYEMPURNAKAN HIDUP kita, benar bukan? Selama kita bersikap baik hidup kita pasti akan disempurnakan oleh Tuhan. Optimislah! ^^
Brave Sakura, Peres Sar Arin.
0 comments:
Posting Komentar