Pages

Ads 468x60px

Rabu, 25 Maret 2015

Di Sini

Tak pandang bulu momentum dibiarkan berlalu
Setetes keringat semakin berkarat
Omongan bukan tanggapan
Serta merta berbuah kritikan
Kurangkai pujian, sayang berbalas hinaan
Kudengar membisu dikata seperti asu
Hei, angkat kepalamu
Tak rela menuntut jika dipaksa menurut
Sudiku menghadap pelarian untuk sebuah pengakuan
Hei, aku di sini
Dilontar sepi terlantar meratapi
Kala senang rindu meradang
Hitungan detik tanpa titik
Diputar memori terlempar kemari
Terkekang kenangan, terkunci licik
Hei, aku masih di sini
Memutihkan gelap melenyapkan asap
Mengosongkan gelas terasingkan kandas
Menitikkan pilihan menetapkan bertahan
Hei, aku selalu di sini
Tak ditindas karena bukan ampas
Ku berada tanpa mengada
Menanti pengakuan, darimu

@peres_arin

Selasa, 24 Maret 2015

Mini Novel “Amplop Sahabat.” karya Peres Sar Arin [Coming Soon]

Sinopsis.
Cerita kita tak pernah bermuara, selalu mengalir seperti air. Membawa kedamaian ketika dirasakan. Menyebarkan kesejukan ketika dipandang. Segala ketenangan hadir menyapa. Aku tidak sedang beromong-kosong. Aku juga tidak berandai-andai. Sayangnya, tanpa permulaan yang pasti kisah kita selalu dibubuhi tanda tanya besar. Kemana kita akan pergi?
Desember 2013. Kau mendekapku mengatakan segalanya akan baik-baik saja. Melindungi dengan segala keraguan dalam lingkaran pertemanan. “Jadilah pacarku.” Pintamu saat itu. Aku mengarahkan segala kepercayaanku padamu berharap semua tidak akan berakhir dengan kekecewaan.

Tentang karakter tokoh dalam mini novel “Amplop Sahabat.” [Coming Soon]

Diego, pemilik bola mata cokelat muda yang memiliki banyak bakat. Pelukis asbtrak yang sangat menikmati ketenangan air. Lelaki muda antisosial yang dikagumi banyak gadis. Tidak mudah berinteraksi dengan sekeliling namun keberadaannya selalu menarik perhatian. Tubuhnya jangkung dengan rambut cepaknya yang selalu acak-acakan tidak pernah meninggalkan kesan misterius dalam dirinya. Senyumnya yang mempesona selalu berhasil membuat detak jantung para gadis meloncat begitu tinggi, tak heran dia memiliki lesung pipit dan sederet gigi putih yang selalu dia pamerkan. Polos kala berbicara, sehingga membuat orang disekitarnya mudah tertawa. Kulit putih nan bersih yang dimiliki lelaki ini selalu membuat iri kaum remaja seusianya. Pianis yang mampu membius ribuan orang ketika dia mulai menggerakkan jemarinya dengan lincah di atas deretan tuts hitam-putih yang berjejer rapi. Penikmat Americano coffee dan musik Mozart yang mampu menyabet gelar penyendiri diantara lelaki pada umumnya. Tidak pernah bosan dengan kesendirian, padahal dia mampu menghidupkan suasana ketika bersama orang lain. Dalam hidupnya dia selalu terjebak dalam pertemanan semu, karena itulah dia lebih memilih sendiri dan tidak berkawan daripada harus memakai topeng. Tapi hal ini tidak berlaku ketika dia bersama gadis unik yang mampu mengerti setiap saat.
Riana, calon psikolog muda yang sangat mengagumi senja. Hampir setiap sore ia menghabiskan waktunya di Wonderland hanya untuk menikmati senja bersama anak-anak kecil yang bermain di tempat itu. Penyuka keramaian yang selalu menyendiri, jauh dari kesepian. Salah satu alasannya adalah untuk mengamati orang-orang di sekitarnya, kegiatan yang paling ia gemari. Gadis yang suka mengurai rambut sebahunya ini jago dalam hal pengintaian dan membaca ekspresi orang lain. Perawakannya mungil dengan kulit kuning langsatnya yang mampu memukau para lelaki di sekitarnya. Penikmat Matcha Green Tea Latte yang berjiwa sosial tinggi ini memiliki tatapan mata yang hangat dan bersahabat. Tidak terkecuali, gadis ini memiliki level simpati yang amat tinggi, skala 8.5 dari 10. Paling suka mendengarkan orang lain berceloteh ria, itulah kenapa dia bekerja sebagai penyiar di salah satu stasiun radio ternama. Terobsesi dengan Daniel Keyes dan karya-karyanya karena itu ia memilih terjun di bidang psikologi. Untuk masalah pertemanan dia mampu berkawan dengan siapa saja, namun untuk menemukan sosok yang dia percaya bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Hingga dia disadarkan dengan kehadiran seseorang yang menggantungkan kepercayaan padanya.
@peres_arin

Senin, 23 Maret 2015

Selamat datang, agen baru ^^

Jangan anggap ini sebagai persaingan, kawan. Mari kita berbagi perspektive. Setidaknya biarkan aku belajar dari sudut pandangmu. Mengenai hidup, kedamaian, hobi, sisi gelap dan segala warna yg terpancar dari semangatmu. Ah aku lupa, bukankah dunia kita sama?
Berkawanlah tanpa persaingan, kawan. Sungguh takjub aku bertemu dengan sosok yg hampir sama seperti diriku, pantulan cermin setelah kedua lelaki terhebatku, dia dan ayahku. Kau ada di urutan ke sekian, tapi aku bersyukur kita dipertemukan dan berbagi cerita.
Kawan, mari kita sama-sama belajar melalui dunia yg tak tampak berbeda ini. Kebetulan yg tidak disesalkan, aku harap begitu.
Aku bukan musuhmu, juga bukan sainganmu. Selamat bersahabat kawan, dan selamat datang di dunia ilusi yg menjadikannya nyata. Mari berkarya bersama!

Tertanda, yg kau panggil Peres.

Minggu, 08 Maret 2015

Bukan disesalkan, hanya saja mengapa waktu berjalan begitu cepat. Aku rasa dewasa bukan hanya membutuhkan persiapan, melainkan kemauan. Ah, membayangkan saja sudah cukup mengerikan haha
 
Blogger Templates