Pages

Ads 468x60px

Minggu, 27 Mei 2012

Memoar Rasa -Part 1-


Memoar Rasa
Oleh : Peres Sar Arin
          Di kala itu, mereka berumur 12 tahun ketika mereka berjalan beriringan di tepi taman bunga ini. Terkadang mereka saling mengejar kupu-kupu yang berterbangan. Apabila mereka merasa lelah, maka mereka akan berbaring di atas hijaunya rumput, sambil menikmati terik hangat cahaya matahari.
          “Bagiku engkaulah bunga itu.” Bocah lelaki itu membuka percakapannya, jari telunjuknya mengarah ke salah satu bunga yang mekar di pinggir kolam. “Bunga sangat menarik. Tidak jarang pula bunga dijadikan simbol kasih sayang. Lebah sangat ingin mengambil nektarmu, setelah itu ia menyuntikkan racunnya dan pergi tanpa kembali, oleh karena itu aku tak ingin menjadi lebah. Tapi tidak semua bunga yang indah itu berarti boleh kita sentuh atau kita berikan kepada orang lain.”
          Gadis di sebelahnya tersenyum kecil, memamerkan lesung pipit di pipi kanannya lalu menimpali perkataannya. “Hanya kupu-kupu yang boleh memilikinya. Bagiku engkaulah kupu-kupu itu, ia lebih indah dan lembut. Ia selalu membantu serbuk sari dipertemukan dengan putik, ia berdiam di atas bunga menjadikannya lebih indah dan terlihat anggun saat ia mengepakkan sayap-sayapnya untuk terbang. Ia memang tidak dapat terbang tinggi, tapi itulah tantangannya ia harus berjuang melakukannya.”
          “Aku rasa hanya kupu-kupu yang akan kembali pada bunga, tidak seperti lebah.” Ucap bocah lelaki itu dengan senyum yang mengembang.
Gadis di sebelahnya ikut tersenyum. “Hanya bungalah yang mampu menopang kupu-kupu di saat sayapnya patah.”. Balas gadis tersebut dengan mata yang berbinar. “Janji ?!”
“Janji !!!” Teriak mereka secara bersamaan, sambil melingkarkan jentik satu sama lain. Dan itulah pertemuan terakhir mereka 10 tahun yang lalu.

* * * 


          “Berkat salah satu iklan, dua sejoli kecil ini dipertemukan kembali.” Salah satu judul artikel di majalah terkenal. Kali ini mereka berdua menjadi topik terhangat di dunia hiburan.
          Di salah satu tempat syuting iklan terdapat para kru wartawan yang tidak ingin ketinggalan dengan munculnya berita terbaru ini. “Untuk artis muda kita, selamat atas pertemuan kalian dan terima kasih telah membuat rating iklan ini menjadi tinggi.” Kata sang produser iklan yang telah mereka bintangi. Ya tak lain lagi artis muda yang ia maksud adalah Elnando dan Aiko. “Aku harap hubungan kalian dapat terjalin kembali setelah 10 tahun berpisah.”
          Gadis yang dipanggil Aiko ini tersenyum dan mengucap terima kasih pada sang produser. Ia menoleh kepada lelaki berambut cepak di sebelahnya. “El, terima kasih kau telah kembali.”
          El meyakinkan kepada para kru wartawan bahwa rating iklan tersebut menjadi tinggi bukan karena kembalinya mereka, melainkan dukungan dari para penggemar dan orang yang mereka sayangi.
          “Kalian memiliki masa lalu yang menarik, ikatan yang begitu erat dan pengalaman yang hampir sama. Kami sungguh salut dengan kalian.” Ucap salah satu wartawan yang berada di depan mereka. Hubungan mereka semakin menarik semenjak kepergian El beberapa tahun silam.
          Sepulangnya dari acara tersebut, El dan Aiko menyempatkan diri untuk berkunjung ke taman masa lalu mereka. Tak banyak yang berubah dari taman itu, di sisinya masih terdapat kolam kecil dan beberapa bunga yang tumbuh menghiasi kolam tersebut. Mereka mencoba mengingat memori yang pernah hilang dan menyusunnya kembali.
          “Kau menginginkan aku menjadi kupu-kupumu yang selalu kembali. Dan disinilah aku, berdiri serta bertatap langsung dengan bungaku, Aiko, setelah sepuluh tahun aku menghilang.” Kata El dengan tulus seraya menggenggam pergelangan tangan Aiko dengan erat, seolah tak ingin melepaskan untuk kedua kalinya.
          “Awalnya aku marah karena kau tega meninggalkanku sendiri di sini, tapi perasaan marah itu telah terkalahkan oleh kerinduan selama ini. Jadi aku dengan tulus akan menerimamu kembali di sisiku.” Balas sang gadis dengan tersenyum.
          Para wartawan menyebut mereka sebagai bintang muda dengan masa lalu yang sama, karena mengingat keadaan Aiko yang merupakan anak yatim piatu dan El seorang anak piatu. Aiko tinggal bersama kakak sepupu laki-lakinya yang bernama Erdy, ia berprofesi sebagai fotografer bayaran, sedangkan pamannya yang sakit-sakitan berada di luar kota, terkadang sebulan sekali beliau pulang untuk check-up. Aiko memiliki ibu yang merupakan mantan artis terkenal sedangkan ayahnya merupakan komposer terkenal. Mereka meninggal karena kecelakaan maut 13 tahun yang lalu, oleh sebab itu Aiko terjun ke dunia hiburan untuk menafkahi pamannya dan dirinya sendiri. Aiko merupakan sosok anak yang ceria, berkebalikan dengan El dan sikap dingin serta cueknya sejak kematian ibunya 16 tahun yang lalu. Ayahnya merupakan tangan kanan Sang Produser dan sosok yang menggilai uang. Ketika berumur 12 tahun El dikirim oleh ayahnya ke luar kota untuk belajar menghargai hidup, katanya. Akhirnya El didaftarkan di sana untuk mengikuti pelatihan casting oleh Erdy. El pun menuruti perkataan ayahnya dan pergi bersama Erdy, El mempunyai keinginan agar ia dan ayahnya memiliki kedudukan yang sama, bukan lagi anak biasa yang dicaci maki oleh teman dan ayah seorang tangan kanan produser industry perfilman, meskipun ia terpaksa meninggalkan Aiko. #Poor El and Aiko :(

1 comments:

  1. part 2 menyusul :)
    kalau fontnya kekecilan di zoom in aja ya waktu dibaca . arigatou gozaimasu :D

    BalasHapus

 
Blogger Templates