Pages

Ads 468x60px

Rabu, 19 Maret 2014

Tersembunyi sebuah masalah dibalik kata berubah



“Nggak semua problem harus diceritakan ke orang lain, ya kan?” – Rahman.
Kalau dipikir-pikir lagi ternyata ucapan tersebut benar. Kita punya batasan untuk diri kita dan orang lain. Kita punya problem yang orang lain tidak perlu tahu. Kita punya rahasia untuk diri kita sendiri. Akupun begitu, aku punya batasan diri dan baru kusadari aku juga memiliki problem yang tidak sepantasnya kuceritakan kepada orang lain. Hanya aku, Tuhan dan coretan tanganku yang menjadi saksinya.
“Rin, kamu berubah ya dulu waktu SMP nggak kayak gini.”
“Peres dulu nggak kayak gini.”
Dibalik kata berubah pasti ada suatu alasan, benar bukan? Tapi memang jika kita ingin membuat sebuah loncatan baru kita harus berani berubah, benar bukan? Dan kata berubah tidak akan jauh dari kata mengapa?
“Mengapa kamu berubah?”
Ternyata sebuah problem juga bisa membuat kita berubah, coba pikirkan kembali mungkin 4 tahun yang lalu kita tidak seperti kita yang sekarang. Kita berubah, berubah secara emosional karena pikiran dan lingkungan kita dank arena problem yang kita hadapi. Namun ada juga perubahan yang disebabkan jika kita ingin beradaptasi dengan lingkungan yang baru, secara perlahan kita pasti mengikuti ke arah mana lingkungan ini membawamu pergi. Dan disamping kata perubahan selalu ada kata pilihan. Ya kita disuruh memilih, memilih untuk berubah atau tetap menjadi yang seperti dulu, kita selalu diberi pilihan-pilihan serta bertanggung jawab dengan pilihan itu. Jangan salahkan problem yang sedang menimpa kita sehingga kita berubah, tetapi diri kita lah yang memilih untuk berubah, alasannya? Ya agar kita tidak stuck dengan problem tersebut dan bisa menanggapinya dengan jalan yang menurut kita benar.
“Kalau tidak ada suatu masalah yang menimpa, manusia tidak akan berubah. Karena pikiran mereka belum bisa berkembang tanpanya.”
Aku berubah, iya aku tahu. Karena aku sedang berusaha survive dibalik masalah ini.

0 comments:

Posting Komentar

 
Blogger Templates