“Nggak semua problem harus diceritakan ke orang lain, ya
kan?” – Rahman.
Kalau dipikir-pikir lagi ternyata ucapan tersebut benar.
Kita punya batasan untuk diri kita dan orang lain. Kita punya problem yang
orang lain tidak perlu tahu. Kita punya rahasia untuk diri kita sendiri. Akupun
begitu, aku punya batasan diri dan baru kusadari aku juga memiliki problem yang
tidak sepantasnya kuceritakan kepada orang lain. Hanya aku, Tuhan dan coretan
tanganku yang menjadi saksinya.
“Rin, kamu berubah ya dulu waktu SMP nggak kayak gini.”
“Peres dulu nggak kayak gini.”
Dibalik kata berubah pasti ada suatu alasan, benar bukan?
Tapi memang jika kita ingin membuat sebuah loncatan baru kita harus berani
berubah, benar bukan? Dan kata berubah tidak akan jauh dari kata mengapa?
“Mengapa kamu berubah?”
Ternyata sebuah problem juga bisa membuat kita berubah, coba
pikirkan kembali mungkin 4 tahun yang lalu kita tidak seperti kita yang
sekarang. Kita berubah, berubah secara emosional karena pikiran dan lingkungan
kita dank arena problem yang kita hadapi. Namun ada juga perubahan yang
disebabkan jika kita ingin beradaptasi dengan lingkungan yang baru, secara
perlahan kita pasti mengikuti ke arah mana lingkungan ini membawamu pergi. Dan
disamping kata perubahan selalu ada kata pilihan. Ya kita disuruh memilih,
memilih untuk berubah atau tetap menjadi yang seperti dulu, kita selalu diberi
pilihan-pilihan serta bertanggung jawab dengan pilihan itu. Jangan salahkan
problem yang sedang menimpa kita sehingga kita berubah, tetapi diri kita lah
yang memilih untuk berubah, alasannya? Ya agar kita tidak stuck dengan problem
tersebut dan bisa menanggapinya dengan jalan yang menurut kita benar.
“Kalau tidak ada suatu masalah yang menimpa, manusia tidak
akan berubah. Karena pikiran mereka belum bisa berkembang tanpanya.”
Aku berubah, iya aku tahu. Karena aku sedang berusaha
survive dibalik masalah ini.
0 comments:
Posting Komentar