Pages

Ads 468x60px

Kamis, 01 Januari 2015

Semangat membara untuk harapan, 2015!

Peres Sar Arin, 2015.

Jadi ceritanya aku sudah menghabiskan 3 cangkir kopi untuk malam ini, padahal biasanya aku cuma mampu meneguk hingga secangkir tak tersisa. Kalo begitu apa yang membuat malam ini terasa begitu spesial sehingga aku mampu bersahabat dengan 3 cangkir kopi ini? Di dalam reminder mereka, malam ini adalah malam tahun baru. Malam penutup dimana 365 hari telah usai menemani mereka. Malam dimana bumi telah berputar pada orbitnya dalam mengelilingi matahari, bumi telah berhasil melaksanakan kala revolusinya. Detik-detik terakhir dimana kita akan memulai segalanya dengan spirit baru, ya seperti harapan semua orang. Malam dimana semua orang dari segala penjuru dunia merayakannya, menyambutnya dengan sapaan hi sekaligus good bye, dan mereka akan belajar menjadi sahabat bagi waktu yang akan mereka anggap sebagai something new untuk ke depannya. Sebentar, memang apa bedanya dengan malam-malam sebelumnya? Bukankah sama-sama memiliki jatah 24 jam? Menurut mereka malam ini patut untuk dirayakan karena mereka telah melewati hari demi hari, minggu demi minggu, hingga berbulan-bulan dan terkumpullah menjadi satu tahun yang menyenangkan sekaligus menyebalkan.
Tepat pukul 00.00 kembang api selalu menjadi pembuka yang setia, bertanda bahwa lonceng pergantian tahun. Tahun yang lama telah terlewatkan, dan saatnya menginjak ke dasar tahun yang baru. Suasana jarum yang berdiam di sudut dinding rumah telah berdenting, tak terasa detik pun berlalu, tahun pun silih berganti. Hingga saat ini aku masih belum mengerti apa sebenarnya makna perayaan malam tahun baru? Hanya untuk kesenangan, jawab salah seorang rekanku. Menurutku hal itu sangat ironis.

Tidak kah kita menyadari bahwa sebenarnya masyarakat kita merayakan malam tahun baru dengan kembali ke “tradisi” impor yang jauh dari rasa bersyukur? Namun bagaimana jika hal ini sudah melekat di kalangan remaja saat ini? Ya, sudah biasa. Aku pun merasakan hal ini, meskipun ironis dihadapan masyarakat luas tahun baru tidak dianggap sah jika tanpa perayaan, benar bukan? Malam tahun baru yang terlalu banyak persepsi, bantahan dan overexcited bagi mereka yang suka merayakannya.
Ini aneh jika disebut ironis namun tetap dianggap suatu hal yang wajar. Menurutku mengapa disebut wajar karena perayaan ini sudah mulai menjadi budaya tersirat di Indonesia sendiri, lalu bagaimana dengan ironis? Ya karena ada berbagai macam cara perayaan yang umumnya sudah dianggap berlebihan, mereka sibuk dengan segala aktifitasnya untuk menyiapkan perayaan tersebut seperti memborong kembang api hingga mengeluarkan banyak uang, festival hiburan yang menyerempet ke budaya barat, makan-makan bersama dan pada intinya segala bentuk perayaan hanyalah kepuasan duniawi. Tapi realita menunjukkan bahwa di segala penjuru dunia dari kota-kota besar hingga desa-desa terpencil semua sangat antusias dalam menyambut perayaan pergantian tahun tersebut. Dan kegiatan semacam ini tidak mungkin dihentikan, ya kan? Karena mereka sedang merasakan gelaja “perasaan senang dan bahagia.” Hehe, simple as that.
Ketika tahun baru menyapa, hal yang paling kusuka adalah memutar kembali jejak-jejak selama 2014. Tak terhitung sudah berapa moment yang telah menghampiri. Ada suka ada duka. 2014 telah memberiku banyak arti, mengenai kedewasaan, perjuangan, mimpi, kemandirian, cinta dan kasih sayang, kesehatan, bahkan hal-hal yang paling menyakitkan sekalipun. Di sini aku belajar banyak sekali, satu hal yang kutahu pasti, 2014 telah mengajariku bagaimana caranya untuk bertahan hidup. Ya bertahan.
Tak lupa juga ketika ada sambutan yang meriah malam ini, ada satu hal yang sedang ditunggu, yaitu resolusi. Ada yang berkata bahwa resolusi 2015 adalah menyelesaikan resolusi 2014, yang isinya adalah rencana tahun 2013, yang mana rencana tersebut dibuat pada tahun 2012. Hahaha.
Oke jika berbicara mengenai resolusi 2015, apakah itu aksi nyata atau hanya sebatas kontemplasi tanpa aksi? Hanya kita yang tau karena diri kita sendirilah yang menjalankannya. Pasti jika ditanyai mengenai resolusi tahun baru akan ada segudang harapan di dalam benak kita, tentang ingin menjadi apa, tentang apa yang ingin dan akan dilakukan. Namun, tak sedikit dari kita yang acuh tak acuh tanpa memikirkan pentingnya sebuah resolusi dan memilih untuk memilih menjalani hidup ini seperti air, just go with the flow. Sebenarnya mengapa resolusi tahun baru sangat penting untuk kita ikrarkan? Karena ada beberapa hal yang belum dapat kita realisasikan tahun lalu, apakah hal itu menjadi sebuah kenyataan? Ada yang mengatakan iya, namun banyak pula yang dengan tegas menjawab tidak. Dan aku termasuk ke dalam option kedua. Intinya, resolusi 2015 adalah jangan melupakan tujuan hidup, mencoba sesuatu yang baru, semoga sukses akan terus berpihak, ditegarkan hatinya berserta pikirannya, dan satu hal yang aku inginkan yaitu tetap berkarya bagaimanapun bentuknya, bagaimanapun caranya, yap salah satu hal yang membuatku bertahan di 2014. Lalu menjadikan semua ikrar-ikrar ini menjadi kenyataan, semoga waktu masih memihak, semoga dinamika masih tetap bersahabat. Coba saja sekarang ada mesin waktu dihadapan kita pasti kita akan mengulang semua kejadian-kejadian yang membuat kita menyesal hingga saat ini, benar bukan? Namun ingatlah satu hal, sebuah penyesalan terjadi agar kita semakin dewasa dalam menghadapi segala hal yang sudah maupun akan dilaksanakan, agar kita lebih berhati-hati melangkah dan membuat keputusan, tidak hanya memandang dari satu sisi. Dan satu hal lagi, agar kita berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Itulah mengapa penyesalan selalu mengekori setiap kali kita akan melangkah. Karena apapun yang kita lakukan, orang lain akan tetap punya perspektif tentang kita, dan tugas kita di tahun 2015 adalah menjadi lebih baik dan melakukan hal-hal yang memang sudah sepantasnya untuk dilakukan.
Dan tidak ingatkah kita, sudah berapa banyak fenomena yang telah terjadi di sekeliling kita pada tahun 2014? Mengenai konflik Israel-Palestina di jalur Gaza, tragedy Malaysia Airlines MH17, wabah virus Ebola yang sudah memasuki wilayah Kediri, koalisi global melawan ISIS, pesawat AirAisa QZ8501 yang jatuh di Selat Karimata, dan lain sebagainya. Semoga fenomena-fenomena yang buruk tidak terulang kembali ke depannya dan semoga keluarga mereka selalu diberi ketabahan. Mari mengirim Al-Fatihah dan doa bagi mereka. Semoga hikmah dari ini semua dapat dijadikan cahaya dan memberikan harapan baru untuk negeri yang haru ini.
Eits ingat, jangan terlalu berfoya-foya untuk malam tahun baru ini, hiburan boleh saja asalkan jangan sampai terjerumus ke berbagai hal yang tidak sepantasnya untuk dilakukan. Ingat, di luar sana banyak orang yang tidak seberuntung kita.
Mari merayakan tahun baru dengan sejuta harapan. Menyambut kembang api ini dengan beberapa saudaraku, pesta bakar-bakar yang sederhana namun selalu menghadirkan tawa meskipun tidak semua anggota keluarga hadir di lokasi. Dengan begini aku bisa lega memohon ribuan doa pada Sang Maha Pencipta dan berjuta-juta puji syukur atas nikmat yang masih bisa kudapatkan hingga detik ini.
Dan bagi mereka yang ada di belahan sana, entah itu sanak family maupun kawan seperjuanganku, mereka yang nampaknya sangat senang menyambut datangnya tahun baru hingga tak sadar ternyata begitu banyak momentum yang telah menghampiri di tahun sebelumnya hingga saat ini, hingga tak sadar akan canda tawa, tangisan bahkan kegilaan yang pernah mendekap mereka kini hanya menjadi butiran kenangan yang telah mengkristal, dan umur baru akan kembali berkenalan dengan jiwa kita.
Mari belajar membuka hati untuk sesama, dan jangan lupa untuk selalu bersyukur atas hidup yang punya banyak rasa ini. 2014 adalah tahun nano-nano yang tak akan pernah terlupakan. Terima kasih :)
Merayakan pergantian malam tahun baru dengan saudara-saudara tercinta, kehangatan yang mereka berikan tiada tara di dunia ini. Untuk mereka yang masih belum bisa merayakannya dengan keluarga tercinta, tidak sekarang namun suatu saat nanti, tetaplah berdoa hingga semesta mendengarnya dan Dia membalasnya.
Semoga kawan-kawan di sana juga mampu merasakan kehangatan tahun baru layaknya di sini. Semoga kebahagian tetap menyelubungi masa hidup kalian, kawan. Semangat membara! Menyongsong tahun yang penuh dengan kejutan ^^ 
“Ya, semua akan baik-baik saja. Cepat atau lambat. Semua pasti baik-baik saja.” Ini doaku sebagai pembuka di awal tahun 2015 ini. Ya, semoga.
“Life is like riding a bicycle, to keep you balance, you must keep moving”
Salam kilauan cahaya warna-warni kembang api dari Malang.

0 comments:

Posting Komentar

 
Blogger Templates