Peres Sar Arin, 2015.
Jadi ceritanya aku sudah
menghabiskan 3 cangkir kopi untuk malam ini, padahal biasanya aku cuma mampu
meneguk hingga secangkir tak tersisa. Kalo begitu apa yang membuat malam ini terasa
begitu spesial sehingga aku mampu bersahabat dengan 3 cangkir kopi ini? Di dalam
reminder mereka, malam ini adalah
malam tahun baru. Malam penutup dimana 365 hari telah usai menemani mereka. Malam
dimana bumi telah berputar pada orbitnya dalam mengelilingi matahari, bumi
telah berhasil melaksanakan kala revolusinya. Detik-detik terakhir dimana kita
akan memulai segalanya dengan spirit baru, ya seperti harapan semua orang. Malam
dimana semua orang dari segala penjuru dunia merayakannya, menyambutnya dengan
sapaan hi sekaligus good bye, dan mereka akan belajar
menjadi sahabat bagi waktu yang akan mereka anggap sebagai something new untuk ke depannya. Sebentar, memang apa bedanya
dengan malam-malam sebelumnya? Bukankah sama-sama memiliki jatah 24 jam?
Menurut mereka malam ini patut untuk dirayakan karena mereka telah melewati
hari demi hari, minggu demi minggu, hingga berbulan-bulan dan terkumpullah menjadi
satu tahun yang menyenangkan sekaligus menyebalkan.
Tepat pukul 00.00 kembang api
selalu menjadi pembuka yang setia, bertanda bahwa lonceng pergantian tahun. Tahun
yang lama telah terlewatkan, dan saatnya menginjak ke dasar tahun yang baru. Suasana
jarum yang berdiam di sudut dinding rumah telah berdenting, tak terasa detik
pun berlalu, tahun pun silih berganti. Hingga saat ini aku masih belum mengerti
apa sebenarnya makna perayaan malam tahun baru? Hanya untuk kesenangan, jawab
salah seorang rekanku. Menurutku hal itu sangat ironis.
Tidak kah kita
menyadari bahwa sebenarnya masyarakat kita merayakan malam tahun baru dengan
kembali ke “tradisi” impor yang jauh dari rasa bersyukur? Namun bagaimana jika
hal ini sudah melekat di kalangan remaja saat ini? Ya, sudah biasa. Aku pun
merasakan hal ini, meskipun ironis dihadapan masyarakat luas tahun baru tidak
dianggap sah jika tanpa perayaan, benar bukan? Malam tahun baru yang terlalu
banyak persepsi, bantahan dan overexcited
bagi mereka yang suka merayakannya.
Ini aneh jika disebut
ironis namun tetap dianggap suatu hal yang wajar. Menurutku mengapa disebut
wajar karena perayaan ini sudah mulai menjadi budaya tersirat di Indonesia
sendiri, lalu bagaimana dengan ironis? Ya karena ada berbagai macam cara
perayaan yang umumnya sudah dianggap berlebihan, mereka sibuk dengan segala
aktifitasnya untuk menyiapkan perayaan tersebut seperti memborong kembang api
hingga mengeluarkan banyak uang, festival hiburan yang menyerempet ke budaya
barat, makan-makan bersama dan pada intinya segala bentuk perayaan hanyalah
kepuasan duniawi. Tapi realita menunjukkan bahwa di segala penjuru dunia dari
kota-kota besar hingga desa-desa terpencil semua sangat antusias dalam
menyambut perayaan pergantian tahun tersebut. Dan kegiatan semacam ini tidak
mungkin dihentikan, ya kan? Karena mereka sedang merasakan gelaja “perasaan
senang dan bahagia.” Hehe, simple as
that.
Ketika tahun baru
menyapa, hal yang paling kusuka adalah memutar kembali jejak-jejak selama 2014.
Tak terhitung sudah berapa moment yang telah menghampiri. Ada suka ada duka. 2014
telah memberiku banyak arti, mengenai kedewasaan, perjuangan, mimpi,
kemandirian, cinta dan kasih sayang, kesehatan, bahkan hal-hal yang paling
menyakitkan sekalipun. Di sini aku belajar banyak sekali, satu hal yang kutahu
pasti, 2014 telah mengajariku bagaimana caranya untuk bertahan hidup. Ya
bertahan.
Tak lupa juga ketika
ada sambutan yang meriah malam ini, ada satu hal yang sedang ditunggu, yaitu
resolusi. Ada yang berkata bahwa resolusi 2015 adalah menyelesaikan resolusi
2014, yang isinya adalah rencana tahun 2013, yang mana rencana tersebut dibuat
pada tahun 2012. Hahaha.
Oke jika berbicara
mengenai resolusi 2015, apakah itu aksi nyata atau hanya sebatas kontemplasi
tanpa aksi? Hanya kita yang tau karena diri kita sendirilah yang menjalankannya.
Pasti jika ditanyai mengenai resolusi tahun baru akan ada segudang harapan di
dalam benak kita, tentang ingin menjadi apa, tentang apa yang ingin dan akan
dilakukan. Namun, tak sedikit dari kita yang acuh tak acuh tanpa
memikirkan pentingnya sebuah resolusi dan memilih untuk memilih menjalani hidup
ini seperti air, just go with the flow. Sebenarnya
mengapa resolusi tahun baru sangat penting untuk kita ikrarkan? Karena ada
beberapa hal yang belum dapat kita realisasikan tahun lalu, apakah hal itu
menjadi sebuah kenyataan? Ada yang mengatakan iya, namun banyak pula yang
dengan tegas menjawab tidak. Dan aku termasuk ke dalam option kedua. Intinya, resolusi 2015 adalah jangan
melupakan tujuan hidup, mencoba sesuatu yang baru, semoga sukses akan terus
berpihak, ditegarkan hatinya berserta pikirannya, dan satu hal yang aku inginkan
yaitu tetap berkarya bagaimanapun bentuknya, bagaimanapun caranya, yap salah
satu hal yang membuatku bertahan di 2014. Lalu menjadikan semua ikrar-ikrar ini
menjadi kenyataan, semoga waktu masih memihak, semoga dinamika masih
tetap bersahabat. Coba saja sekarang ada mesin waktu dihadapan kita pasti kita
akan mengulang semua kejadian-kejadian yang membuat kita menyesal hingga saat
ini, benar bukan? Namun ingatlah satu hal, sebuah penyesalan terjadi agar kita
semakin dewasa dalam menghadapi segala hal yang sudah maupun akan dilaksanakan,
agar kita lebih berhati-hati melangkah dan membuat keputusan, tidak hanya
memandang dari satu sisi. Dan satu hal lagi, agar kita berubah menjadi pribadi
yang lebih baik. Itulah mengapa penyesalan selalu mengekori setiap kali kita akan
melangkah. Karena apapun yang kita lakukan, orang lain akan tetap punya
perspektif tentang kita, dan tugas kita di tahun 2015 adalah menjadi lebih baik
dan melakukan hal-hal yang memang sudah sepantasnya untuk dilakukan.
Dan tidak ingatkah kita, sudah
berapa banyak fenomena yang telah terjadi di sekeliling kita pada tahun 2014? Mengenai
konflik Israel-Palestina di jalur Gaza, tragedy Malaysia Airlines MH17, wabah
virus Ebola yang sudah memasuki wilayah Kediri, koalisi global melawan ISIS, pesawat
AirAisa QZ8501 yang jatuh di Selat Karimata, dan lain sebagainya. Semoga fenomena-fenomena
yang buruk tidak terulang kembali ke depannya dan semoga keluarga mereka selalu
diberi ketabahan. Mari mengirim Al-Fatihah dan doa bagi mereka. Semoga hikmah
dari ini semua dapat dijadikan cahaya dan memberikan harapan baru untuk negeri
yang haru ini.
Eits ingat, jangan terlalu
berfoya-foya untuk malam tahun baru ini, hiburan boleh saja asalkan jangan
sampai terjerumus ke berbagai hal yang tidak sepantasnya untuk dilakukan. Ingat,
di luar sana banyak orang yang tidak seberuntung kita.
Mari merayakan tahun baru dengan
sejuta harapan. Menyambut kembang api ini dengan beberapa saudaraku, pesta
bakar-bakar yang sederhana namun selalu menghadirkan tawa meskipun tidak semua
anggota keluarga hadir di lokasi. Dengan begini aku bisa lega memohon ribuan
doa pada Sang Maha Pencipta dan berjuta-juta puji syukur atas nikmat yang masih
bisa kudapatkan hingga detik ini.
Dan bagi mereka yang ada di belahan
sana, entah itu sanak family maupun kawan seperjuanganku, mereka yang nampaknya
sangat senang menyambut datangnya tahun baru hingga tak sadar ternyata begitu
banyak momentum yang telah menghampiri di tahun sebelumnya hingga saat ini,
hingga tak sadar akan canda tawa, tangisan bahkan kegilaan yang pernah mendekap
mereka kini hanya menjadi butiran kenangan yang telah mengkristal, dan umur
baru akan kembali berkenalan dengan jiwa kita.
Mari belajar membuka hati untuk sesama,
dan jangan lupa untuk selalu bersyukur atas hidup yang punya banyak rasa ini.
2014 adalah tahun nano-nano yang tak akan pernah terlupakan. Terima kasih :)
Merayakan pergantian malam tahun
baru dengan saudara-saudara tercinta, kehangatan yang mereka berikan tiada tara
di dunia ini. Untuk mereka yang masih belum bisa merayakannya dengan keluarga
tercinta, tidak sekarang namun suatu saat nanti, tetaplah berdoa hingga semesta
mendengarnya dan Dia membalasnya.
Semoga kawan-kawan di sana juga
mampu merasakan kehangatan tahun baru layaknya di sini. Semoga kebahagian tetap
menyelubungi masa hidup kalian, kawan. Semangat membara! Menyongsong tahun yang
penuh dengan kejutan ^^
“Ya,
semua akan baik-baik saja. Cepat atau lambat. Semua pasti baik-baik saja.”
Ini doaku sebagai pembuka di awal tahun 2015 ini. Ya, semoga.
“Life is like riding a bicycle, to
keep you balance, you must keep moving”
Salam kilauan cahaya warna-warni kembang api dari Malang.
0 comments:
Posting Komentar