Pages

Ads 468x60px

Jumat, 17 April 2015

Karena Kami Berteman

Beginilah cara kami berteman, tanpa memandang perasaan. Kami menggila bersama, canda tawa selalu menjadi sarapan di pagi hari. Kami tidak peduli orang lain menganggap kami seperti apa, yang penting kami senang.
Beginilah cara kami berteman, tanpa membawa perasaan. Jatuh cinta? Ah itu hanya omong kosong. Kami di sini bertukar kisah bukan untuk menarik simpati. Kami di sini karena kami saling membutuhkan.
Beginilah cara kami berteman, tanpa menengok ke belakang. Tentang apa yang terjadi kemarin, itu hanya pembelajaran. Tidak sedikitpun dari kami yang tidak merasakan pahitnya luka, tapi dengan beginilah kami bertahan untuk tetap menatap lurus ke depan.
Beginilah cara kami berteman, mereka menyebutnya sebagai pelampiasan. Atas segala sesuatu yang tidak menganggap keberadaan masing-masing dari kami. Kami ada untuk diakui namun pada kenyataannya pengakuan hanya datang di sementara waktu.
Beginilah cara kami berteman, kami berlari bersama pelampiasan. Kami melampiaskan kebosanan. Kami berteman karena sepi. Kami berteman dalam diam.
Beginilah cara kami berteman, kami muak akan pujian. Kami hanya ingin dihargai. Ah iya bukan kami, tapi masing-masing dari kami.
Untuk sementara waktu, biarkan kami berteman. Biarkan kedua tangan kami terbuka untuk saling merangkul dan menguatkan. Untuk sementara waktu, biarkan kami di sini bercengkrama dan menikmati senja bersama. Berceloteh ria tentang eloknya senja yang bersifat fana, seperti pertemanan pada umumnya. Singkirkan dulu tentang gender, biarkan kami menemukan kenyamanan, karena saat ini kami seolah-olah sedang membutuhkan Dumolid.

16 April 2015

0 comments:

Posting Komentar

 
Blogger Templates