Pages

Ads 468x60px

Kamis, 01 Agustus 2013

Kebahagiaan

“Salahkah jika aku memilih hidupku sendiri?”
Sungguh ini aneh, tak banyak dari kita pasti menginginkan kehidupan yang harmonis dan semuanya serba ada. Namun nyatanya, Tuhan telah menentukan jalan hidup kita masing-masing.
“Apakah aku tidak bisa memilih orang tuaku sendiri?”
“Jika aku terlahir kembali aku ingin memiliki orang tua yang …”
Tidak jarang pula kalimat-kalimat di atas terlontarkan dari mulut anak-anak yang pada umumnya tidak mengerti mengenai makna kehidupan. Secara pribadi aku juga pernah berpikir seperti itu. Bagaimana jika aku terlahir di keluarga ini, bagaimana jika aku memiliki keluarga yang seperti itu, aku ingin mendapatkan kasih sayang dari keluarga itu, aku ingin menjadi bagian dari keluarga ini… Random, impossible, hallucinate. Dan bukanlah sebuah harapan, hanya sebuah imajinasi?
Bukan kita yang memilih hidup, melainkan hidup itu sendiri yang akan memilih kita. Yang bisa kita lakukan hanyalah mengubah nasib, sehingga seiring berjalannya waktu hiduppun mulai berubah secara perlahan.
Beberapa waktu yang lalu aku bertemu dengan salah satu teman dekat waktu masih anak-anak yang sudah lama tidak berjumpa denganku. Anggap saja ia bernama Erdi, ia lebih tua setahun dibandingkan aku. Dulu, ia merupakan anak yang sedikit nakal namun ia bisa dibilang penurut. Sejak orang tuanya bercerai ia menjadi semakin nakal, susah diatur, dan pergaulannya sudah tak normal lagi bagi anak seusianya. Walaupun begitu ia masih memiliki sisi yang lembut dan murah senyum. Ia memiliki seorang adik perempuan, anggap saja namanya Syifa. Syifa berumur 11 tahun, tahun ini ia menginjak bangku sekolah dasar tingkat ke 5. Kali ini Erdi berada pada pihak sang ayah, dan Syifa berada pada pihak sang ibu sepenuhnya. Meskipun sibling  tersebut berpisah, mereka masih saling menyayangi satu sama lain, karena bagaimanapun juga mereka adalah keluarga yang saling membutuhkan.
Entah itu kebetulan atau bagaimana, ketika aku berkunjung ke rumah Erdi tak lama kemudian sang adik pun berkunjung pula. Kedatangannya begitu disambut hangat oleh sang ayah serta Erdi, terlihat dari sorot matanya gadis kecil tersebut terlihat sangat bahagia. Erdi dan Syifa pun bermain dan bercanda bersama, sang ayah hanya melihat tingkah laku mereka dan tersenyum dari kejauhan.
“Yah, tadi aku marahan sama mama, terus aku bilang kalo aku mau pulang, mau ke ayah sama kak Erdi. Tapi sama mama nggak boleh, “
Kebahagiaan yang dulu mereka punya telah sirna perlahan-lahan meskipun mereka tetap tersenyum, tertawa bahkan terlihat dekat seperti mereka yang dulu. Namun, beginilah takdir. Ia selalu datang tanpa ada kabar, ia selalu mengejutkan setiap langkah, bahkan tak terduga. Sebenarnya pengertian kebahagiaan menurut saya sendiri adalah kita dapat membuat orang lain tersenyum, that’s enough for me :)
Peres Sar Arin
Brave Sakura :D

0 comments:

Posting Komentar

 
Blogger Templates