Pages

Ads 468x60px

Sabtu, 14 Februari 2015

Untukmu yang (kurasa) kukenal

Teruntuk, kau yang diam-diam (masih) mendoakannya.

Hai, ini aku. Kau pasti mengenalku bukan? Ah tidak.. kata mengenal seperti terasa asing bagi kita. Aku mengetahuimu semenjak kita menduduki tahun kedua di SMA, dan aku lebih ‘merasa’ mengenalmu ketika salah seorang kenalanku berbicara banyak tentangmu. Setelah kutangkap ternyata kalian adalah teman dekat di kelas yang sama, Bahasa.
Entah mengapa di hari ke 14 bulan Februari ini suratku tertuju padamu. Ah iya, tepat di hari Valentine. Haha ini bukan suatu kesengajaan, hanya saja aku ingin menuliskannya. Apa itu berarti kau termasuk orang yang kukasihi? Ya semoga... aku ingin bersahabat denganmu, bertukar ide dengan beberapa kesamaan dalam diri kita.
Jadi begini, kebiasaan burukku yang sudah menjadikannya candu terulang kembali. Membuka salah satu akun media sosial lalu aku menemukan sesuatu yang menarik rasa penasaranku. Benar-benar keterlaluan bukan? Hehe, tapi aku beruntung rasa penasaranku ini berujung padamu.


Dengan hobi yang sama, yaitu menulis, aku menemukan banyak hal di dalam blogmu yang sederhana namun menyentuh hati. Tentang novel barumu, tentang karakter-karakter yang kau ciptakan, dan bahkan tentang seseorang yang (masih) kau doakan diam-diam. Maaf, aku bukan bermaksud lancang hanya saja aku trenyuh dengan salah satu postinganmu itu. Ah iya, tidak lupa diiringi dengan lagu "A Rocket To The Moon - Like We Used To." sebagai pengantar suratmu ini..

Dengan hati yang tulus kau menuangkan segala isi pikiranmu di dalamnya. Jujur saja aku ingin tahu apa yang sedang merasukimu hingga kau menulis sebuah cerita tentangnya, sosok yang kau rindukan, kau puja, dia yang mampu mengenalkan duniamu padanya hingga kau terhanyut ke dalam dunianya tanpa paksaan, dia yang mampu mencintai dunianya sepenuh hati, dia yang selalu meneduhkan hati ketika ditatap dengan harapan akan mimpinya yang setinggi langit tak beratap, dan yang ku tahu, dia yang pernah mengisi hari-harimu kala itu. Mungkin hingga sekarang? Entahlah...
Dia yang berjuang untuk mimpinya, dan kamu yang terus mendukungnya hingga saat itu. Aku ingin tahu, bagaimana perasaanmu ketika dia diterima magang di salah satu channel Internasional. Apakah bahagia atau sedih? Atau kedua perasaan itu datang secara bersamaan dan sensasi yang kau rasakan adalah... sama?
Dan aku tahu, semenjak kepergiaannya kau sangat-sangat merindukannya. Dengan segala kelebihan serta kekurangannya dia masih mampu membuatmu tersenyum dan merasa tersakiti sekalipun.

Tapi, tidak kah kau tahu bahwa dia sangat berterima kasih padamu. Menemaninya hingga dia mampu memasuki gerbang impian yang teramat menjulang. Tidak kah kau tahu bahwa dia teramat mencintaimu tidak peduli sekarang ataupun dulu.
Dan yang aku pahami, kau selalu mendoakan yang terbaik untuknya. Iya, diam-diam mendoakan tanpa diketahui oleh siapapun. Bahkan aku tak mengerti jika sampai sekarang kau terus mendoakannya, mengapa? Entahlah.. hanya kau yang mampu menjawabnya.
Dan yang aku tahu, cintamu padanya begitu tulus. Ingatlah bahwa ketulusan akan selalu membuahkan hasil. Kau tidak perlu takut.

Kau tidak pernah menghilangkan harapannya, saat ini dia sedang menggenggam harapannya dengan erat, dan jangan sampai harapan itu terlepas.
Kau tidak pernah menghilangkan semangatnya, hingga saat ini dia telah melakukan yang terbaik meskipun ada kalanya dia terjatuh. Tapi jangan khawatir, hal ini manusiawi.
Tidakkah kau tahu? Kau lah semangatnya kala itu, satu-satunya yang mau menemaninya dan membantunya berjuang menggapai impian tersebut.
Kau mendorongnya lebih jauh, meskipun kau tahu resikonya namun ini hanya untuk kebaikannya, iya kan? Seperti busur panah, semakin kencang kau menariknya, anak panah akan melesat lebih jauh. Meskipun jemarimu terasa sakit..

Apakah kau ingat dengan mimpi yang pernah kau ukir dengannya? Lalu apakah kau akan menyerah dengan mimpi itu? Atau kau akan membuangnya karena sudah tak ada lagi yang perlu diingat tentangnya? Jangan. Jangan biarkan hal itu terjadi, gapailah impian itu meskipun saat ini kau sudah tak lagi bersamanya. Hingga suatu saat nanti kalian akan bertemu di persimpangan jalan, dengan tujuan yang sama. Kau akan berjalan beriringan bersamanya, bukan lagi mengejarnya. Jangan pedulikan status, kau hanya perlu menggapai impian itu. Dengan begitu kau bisa membuktikan padanya, setidaknya dia pernah membuatmu bangkit meskipun jatuh terasa lebih menyakitkan. Ingatlah, Tuhan tetap memeluk doa-doamu itu, Dia tidak akan pernah melupakannya.

Aku harap impian kalian terwujud, kapanpun itu. Aku tidak peduli bagaimana hubunganmu saat ini dengannya, aku hanya ingin impian itu bukan sekedar omong kosong seperti di saat kau memiliki begitu banyak ide namun tidak pernah kau tuangkan di atas kertas. Impian yang terburuk adalah impian yang tidak pernah diwujudkan. Aku adalah orang pertama yang akan melarangmu membatalkan impian itu.
Tetaplah berusaha, aku yakin suatu saat nanti impianmu dengannya akan terwujud, alangkah baiknya jika kalian kembali merajut kasih. Tetaplah berdoa, hal ini tidak akan mustahil jika kau tetap menggenggam mimpinya.

Apakah aku terlalu banyak berharap? Hehehe hanya saja aku kagum dengan perjuangan kalian berdua, meskipun yang kau tulis adalah analogi kisah kalian dahulu. Sungguh, aku menyesal dengan keputusan terburuk kalian berdua. Jika saja aku ada saat itu, aku akan menguatkan kalian bahwa mimpi kalian ada untuk diperjuangkan. Ah, maaf aku tidak bermaksud menyinggung kejadian dua tahun silam dan aku tidak bermaksud sok mengenalmu, hanya saja aku terdorong untuk menuliskan surat ini kepadamu. Maaf juga jika aku bisa-bisanya dengan mudah mengatakan hal ini kepadamu.

Ternyata, aku masih belum paham, apa yang kau rasakan ketika kau kembali menuliskan kisah tentangnya. Aku harap tidak ada dendam didalamnya, dan aku harap hal itu adalah secuil doamu untuknya. Jangan merasa bersalah terus-menerus, hal ini malah akan membuat impianmu kian pudar. Tetaplah berdoa untuk kebaikannya, kebaikanmu dan kebaikan impian kalian.

Ketika dia mampu mewujudkan impiannya, aku harap kau adalah orang pertama yang dituju dengan ucapan “Terima kasih”-nya.

Kau yang masih mendoakannya, semoga di hari kasih sayang ini kau mendapat berlimpah-limpah cinta dari orang-orang di sekitarmu dan terutama dia yang (aku yakin masih) menyelipkan doanya untukmu.
Dan surat ini diakhiri dengan iringan lagu, “Yiruma – Happy Couple, Sad Couple and Happy Again.”

Tertanda, sahabat salah satu sahabatmu dan kekasih teman dekatmu.

Salah satu kutipan novel (On going) “Sebelah Mata.”

0 comments:

Posting Komentar

 
Blogger Templates