Pages

Ads 468x60px

Rabu, 25 Februari 2015

You don't understand they won't let me come back. If I go out there, I'm stuck.

Setelah aku tau, ternyata persaingan teramat ketat. Ada begitu banyak tuntutan dari masing-masing individu, pencapaian besar yang diharap-harapkan, sehingga berbagai macam cara dilakukan untuk survive di atas persaingan itu sendiri. Iya, hal ini sering terjadi. Ketika harapan sudah benar-benar disusun rapi dalam kotak keambisiusan dan berpikir bahwa semua akan berjalan sesuai rencana. Namun tidakkah kita ingat bahwa di sana akan selalu ada pengintai yang ingin membuka kunci kotak keambisiusan kita. Pencuri? Penghancur? Entahlah... Hingga pada akhirnya kita memahami bahwa kita membutuhkan pelindung besi yang menyelubungi kotak tersebut. Namun tidakkah kita ingat bahwa setiap manusia memiliki akal? Demi membuka dan mengambil kotak tersebut...
Setelah tau bahwa harapan-harapan kita perlahan sirna dan persaingan semakin menyakitkan. Setelah mengerti bahwa kotak keambisiusan kita diambil orang lain, apa yang kita rasakan? Kecewa? Marah? Ikhlas? Benci? Hancur? Aku harap itu hanya emosi belaka yang tidak berdampak untuk harapan-harapan dikemudian hari...
Jujur saja, aku merasa kecewa dengan persaingan yang tidak terduga ini. Aku tidak menyebutnya sebagai pencuri, hanya saja aku sangatlah bodoh. Bagaimana bisa hal ini terjadi? Ketika pengkhianatan terjadi di depan mata, kamu hanya mampu melihat dan "Hei, bisa-bisanya kamu melakukan hal ini padaku?" dan kekecewaan tidak membuahkan hasil.
Sebuah populasi dengan banyak individu di dalamnya. Apa yang terjadi? Persaingan.
Sebuah tim dengan banyak harapan yang berjejer rapi. Apa yang terjadi? Yakin kekompakan? Bagaimana jika terjadi persaingan dan pengkhianatan di dalamnya?
Seberapa banyak usaha untuk menyatukan individu-individu di suatu populasi namun jika kepercayaan sudah mulai pudar, apa kita akan memaksa? Dan jika aku boleh mengartikan, paksaan yang telah terinterupsi dengan banyak tekanan dan kepercayaan yang telah sirna termasuk tindakan kriminal. Bukankah setiap manusia memiliki hak untuk menciptakan harapan-harapan mereka, lalu mengapa dipaksa dengan persaingan yang berujung pengkhianatan? Percayalah, bahwa kecewa itu menguatkan.
Di setiap persaingan akan selalu ada harapan baru yang terbentuk dan kita harus bisa survive dengan persaingan yang "bersih", sehingga kesempatan dan pencapaian akan menghampiri dengan sendirinya.

0 comments:

Posting Komentar

 
Blogger Templates